Lirik Lagu Caping Gunung:
Dhek jaman berjuang
Njuk kelingan anak lanang
Biyen tak openi
Ning saiki ana ngendi
Njuk kelingan anak lanang
Biyen tak openi
Ning saiki ana ngendi
Jarene wis menang
Keturutan sing digadang
Biyen ninggal janji
Ning saiki apa lali
Keturutan sing digadang
Biyen ninggal janji
Ning saiki apa lali
Ning gunung
Tak jadongi sega jagung
Yen mendung
Tak silihi caping gunung
Tak jadongi sega jagung
Yen mendung
Tak silihi caping gunung
Sukur bisa nyawang
Gunung desa dadi reja
Dene ora ilang
Gone padha lara lapa
Gunung desa dadi reja
Dene ora ilang
Gone padha lara lapa
Artinya:
Ketika masa perjuanganWahai orang-orang kota, ingatkah engkau pada zaman perang kemerdekaan. Pada saat engkau menggungsi ke desa karena kotamu diluluhlantakkan oleh penjajah. Engkau jadikan desa kami tempat berlindung dan engkau sendiri menyamar sebagai penduduk desa. Sebagai penduduk desa, engkau sama seperti kami yang tiap hari makan nasi jagung dan memakai caping gunung. Hingga pada saatnya engkau semua kembali untuk merebut kotamu dan memproklamirkan kemerdekaan. Saat ini di zaman pembangunan, apakah engkau mengingat kami? Padahal kami ingin tahu kabar engkau, apakah engkau bahagia disana. Kalau engkau bahagia, tularkanlah kepada kami atau anak cucu kami dengan kesejahteraan. Caping gunung yang dulu sering engkau gunakan masih kami simpan.
Ku teringat putraku
Dulu aku rawat
Namun sekarang entah di mana
Katanya sudah merdeka
Terpenuhi apa yang diinginkan
Dulu dia berjanji
Namun sekarang apakah alpa
Di gunung
Kubekali nasi jagung
Kalau mendung
Kupijami caping gunung
Syukurlah jika dia bisa melihat
Kini gunung desa makin ramai
Tapi kok tidak hilang
Keadaan susah payah
Pesan lagu ini bagi saya “evergreen” untuk semua yang merasa melupakan desa, baik sengaja maupun tidak. Melupakan karena sudah menjadi orang kota. Sekarang zamannya urbanisasi, hampir sebagian besar orang produktif di desa pindah ke kota besar. Sehingga desa kosong akan tenaga-tenaga produktif yang berakibat desa tak pernah sejahtera.