Gejala dan Indikasi Penyakit Hipotermia :
> Hipotermia diawali dengan gejala kedinginan spt biasa, dari badan gemetaran menahan dingin sampe gigi berkerotakan kerna ndak kuat nahan dingin.
> Bila tubuh korban basah, maka serangan hiportemia akan semakin cepat dan hebat.
> Selain itu bila angin bertiup kencang, maka pendaki akan cepat sekali kehilangan panas tubuhnya (”faktor wind cill” kalo ndak salah). Jadi kalo badan basah kuyub kehujanan dan angin bertiup kencang, maka potensi hipotermia menjadi “paradoxical feeling of warmt” akan semakin cepat terjadi.
> Puncak dari gejala hipotermia adalah korban tidak lagi merasa kedinginan, tapi dia malah merasa kepanasan (dlm bukunya Norman Edwin disebut “paradoxical feeling of warmt” kalo ndak salah). Oleh karena itu si korban akan melepas bajunya satu per satu sampe bugil dan tetap masih merasa kepanasan.
> Hipotermia menyerang saraf dan bergerak dg pelan, oleh karena itu sang korban tidak merasa kalo dia menjadi korban hipotermia. Dari sejak korban tidak bisa nahan kedinginan sampe malah merasa kepanasan di tengah udara yg terasa membekukan, korban biasanya tidak sadar kalo dia telah terserang hipotermia. Dalam hal ini kawan seperjalanan (terutama team leader atau kawan pendaki yg lebih pengalaman) sangat penting artinya utk mengawasi apakah kawan2 kita ada yg sakit (hipotermia, frostbite, mountain sickness, stress, dll). Jadi kalo ada kawan2 seperjalanan kita mulai bertingkah aneh2 yg di luar kebiasaannya, maka kita patut curiga dan waspada ada apa dg dia dan tentu saja perlu segera memeriksa atau menanyai apakah dia masih “sadar” atau tidak.
> Dalam salah satu kasus, seorang pendaki cewek dengan “anggunnya” berganti pakaian yg basah dengan pakaian kering di hadapan kawan2nya. Tentunya cewek itu kalo dia sadar pasti tdk akan berani melakukan hal spt itu; tapi saat itu dia telah terkena hipotermia dan tdk sadar akan dirinya. Cewek itu kembali kesadarannya setelah sampe di bawah (istirahat dan makan). Waktu ditanyain ttg “kelakuannya” itu, dia malah tdk merasa melakukan sesuatu yg ganjil. Jadilah selama perjalanan pulang dan di sekretariat dia menjadi bulan2an olokan.
>Dalam kasus penderita hipotermia yg sampe pada taraf “paradoxical feeling of warmt” selain merasa kepanasan dia juga terkena halusinasi. Akan tetapi, dlm banyak hal lainnya, halusinasi juga telah terjadi walau si korban tdk sampe mengalami “paradoxical feeling of warmt”. Yang jelas, ketika si korban hipotermia sudah kehilangan “kesadaran”, maka dia akan mudah terkena halusinasi. Dan faktor halusinasi ini yg sangat berbahaya karena korban akan “melihat bermacam2 hal” dan dia akan mengejar apa yg dilihatnya itu tanpa menghiraukan apa2 yg ada di hadapannya. Jadi tidaklah mengherankan kalo banyak korban hipotermia ditemukan jatuh ke jurang dlm kondisi telanjang bulat dan telah meninggal dunia.
> Lalu bagaimana cara mengatasi kalo ada kawan kita yg terkena hipotermia? Kalo taraf hipotermianya ringan masih mudah ditangani, tapi kalo sudah mulai bertelanjang dan berlari2 atau berteriak2 mengejar halusinasinya akan susah sekali penangannya. Yang mudah dan praktis adalah melakukan tindakan pencegahan thd penyakit hipotermia.
Tindakan-tindakan Pencegahan Penyakit Hipotermia :
> Bila kita melakukan kegiatan luar ruangan (pendakian gunung khususnya) pada musim hujan atau di daerah dg curah hujan tinggi, maka membawa ponco/raincoat adalah suatu keharusan. Selain mbawa jas hujan, pakaian hangat (jaket tahan air dan tahan angin, kalo perlu) dan pakaian ganti yg berlebih dua tiga stel, serta kaus tangan dan kerpus/balaclava/topi ninja juga sangat penting. Perlengkapan yg tidak kalah pentingnya adalah sepatu pendakian yg baik dan dpt menutupi sampe mata kaki, jangan pake sendal gunung atau bahkan jangan pake sendal jepit. Naik gunung pada musim hujan bukan utk gagah2an aja.
> Bawa makanan yg cepat dibakar menjadi kalori, spt gula jawa, enting2 kacang, coklat dll. Dalam perjalanan banyak “ngemil” utk mengganti energi yg hilang.
> Bila angin bertiup kencang, maka segeralah memakai perlengkapan pakaian hangat, spt jaket, kerpus/balaclava dan kaus tangan. Kehilangan panas tubuh akibat faktor “wind cill” tidak terasa oleh kita, dan tahu2 aja kita jatuh sakit.
> Bila hujan mulai turun bersegeralah memakai jas hujan, jangan menunggu hujan menjadi deras. Cuaca di gunung tdk dpt diduga. Hindari pakaian basah kena hujan.
> Bila merasa dirinya lemah atau kurang kuat dalam tim, sebaiknya terus terang pada team leader atau anggota seperjalanan yg lebih pengalaman utk mengawasi dan membantu bila dirasa perlu.
SALAH SATU PENYEBABNYA :
Penyebab tubuh kehilangan panasnya antara lain tidak menggunakan pakaian yang cukup hangat saat udara dingin, terlalu lama berada di tempat dingin, memakai pakaian yang basah terlalu lama dan penggunaan pendingin ruangan yang terlalu dingin khususnya bagi orang tua dan bayi.
Cara tubuh kehilangan panasnya adalah kontak langsung dengan sesuatu yang sangat dingin seperti air atau tanah yang dingin. Karena air merupakan penghantar panas yang baik bagi tubuh sehingga panas tubuh akan hilang lebih cepat pada air dingin dibanding udara dingin. Cara lainnya adalah melalui angin, gerakan angin akan menghilangkan lapisan tipis udara yang hangat pada permukaan kulit.
Saat suhu tubuh menurun drastis, maka jantung, sistem saraf dan organ tubuh lainnya tidak dapat bekerja dengan baik. Jika tidak ditangani dengan benar, kondisi ini bisa menyebabkan gagal jantung, rusaknya sistem pernapasan dan yang lebih berbahaya bisa menyebabkan kematian. Pertolongan terpenting adalah menghangatkan tubuhnya agar suhunya kembali normal.
DI KUTIP DARI BERBAGAI SUMBER