Satu lagi tempat peninggalan sejarah yang perlu mendapat perhatian
khusus dari pemda yaitu situs goa tritis yang berada di lereng gunung
budeg tulungagung. Secara administratif masuk desa tanggung kecamatan
campurdarat tulungagung lebih kurang 8 km dari jantung kota ke arah
selatan. Jalan menuju lokasi sudah beraspal bagus sampai di bawah kaki
bukit dan selanjunya jalan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki karena
hanya berupa jalan setapak naik lebih kurang 500 m.
Ternyata rute tersebut gersang dan terjalnya minta ampun. Baru beberapa langkah berjalan naik, tebing batu dan sejumlah medan terjal lain sudah menghadang untuk didaki. Namun kondisi tersebut justru menambah kekaguman terhadap pengelolaan kawasan ini. Karena, rute pendakian yang tersedia terkesan tidak mengubah kealamian dari bentuk geografis Gunung Budeg.
Kurang lebih 300 m sebelum sampai di Goa Tritis, akan dijumpai sebuah mata air lengkap dengan cerukan penampung air. Disekitar mata air tersebut terdapat bebarapa formasi batu bata kuno, sehingga kemungkinan mata air ini memiliki kaitan dengan Goa Tritis. Mata air seperti ini memang biasanya tersedia di sekitar tempat peziarahan dan digunakan untuk menyucikan diri bagi para peziarah yang ingin mengunjugi tempat-tempat suci.
Tepat setalah melalui mata air tersebut, terdapat dua percabangan jalan. Percabangan sebelah kanan mengarah ke Batu Joko Budeg dan yang sebelah kiri mengarah ke Goa Tritis. Semakin dekat dengan lokasi Goa Tritis maka akan semakin dijumpai batu-bata kuno yang berserakan, bahkan sebagian lagi masih membentuk formasi bangunan.
Setelah sampai di lokasi Goa Tritis dapat dijumpai sejumlah sturktur bangunan yang tersusun dari batu bata serta sejumlah ceruk. Struktur bangunan yang masih tersisa adalah pagar dan altar. Di atas altar tersebut terdapat sejumlah benda cagar budaya seperti arca dan beberapa batu yang kemungkinan adalah perapih. Arca tersebut berwujud tokoh wanita yang duduk di atas padmasana. Dalam catatan Inventarisasi Benda Cagar Budaya Tidak Bergerak di Kabupaten Tulungagung, arca tersebut memiliki kronogram 1082 sehingga kemungkinan Goa Tritis berasal dari era Kerajaan Kadiri. Memang jika diperhatikan, struktur bangunan di Goa Tritis serupa dengan Situs Besole yang juga berasal dari era Kerajaan Kadiri.
Goa tritis ini pada waktu hari-hari libur sering dikunjungi oleh para pelajar, pramuka dan pecinta alam bahkan biasanya sering menginp dan bercamping di sini.
Anda penasaran..??? Silahkan berkunjung!
Ternyata rute tersebut gersang dan terjalnya minta ampun. Baru beberapa langkah berjalan naik, tebing batu dan sejumlah medan terjal lain sudah menghadang untuk didaki. Namun kondisi tersebut justru menambah kekaguman terhadap pengelolaan kawasan ini. Karena, rute pendakian yang tersedia terkesan tidak mengubah kealamian dari bentuk geografis Gunung Budeg.
Kurang lebih 300 m sebelum sampai di Goa Tritis, akan dijumpai sebuah mata air lengkap dengan cerukan penampung air. Disekitar mata air tersebut terdapat bebarapa formasi batu bata kuno, sehingga kemungkinan mata air ini memiliki kaitan dengan Goa Tritis. Mata air seperti ini memang biasanya tersedia di sekitar tempat peziarahan dan digunakan untuk menyucikan diri bagi para peziarah yang ingin mengunjugi tempat-tempat suci.
Tepat setalah melalui mata air tersebut, terdapat dua percabangan jalan. Percabangan sebelah kanan mengarah ke Batu Joko Budeg dan yang sebelah kiri mengarah ke Goa Tritis. Semakin dekat dengan lokasi Goa Tritis maka akan semakin dijumpai batu-bata kuno yang berserakan, bahkan sebagian lagi masih membentuk formasi bangunan.
Setelah sampai di lokasi Goa Tritis dapat dijumpai sejumlah sturktur bangunan yang tersusun dari batu bata serta sejumlah ceruk. Struktur bangunan yang masih tersisa adalah pagar dan altar. Di atas altar tersebut terdapat sejumlah benda cagar budaya seperti arca dan beberapa batu yang kemungkinan adalah perapih. Arca tersebut berwujud tokoh wanita yang duduk di atas padmasana. Dalam catatan Inventarisasi Benda Cagar Budaya Tidak Bergerak di Kabupaten Tulungagung, arca tersebut memiliki kronogram 1082 sehingga kemungkinan Goa Tritis berasal dari era Kerajaan Kadiri. Memang jika diperhatikan, struktur bangunan di Goa Tritis serupa dengan Situs Besole yang juga berasal dari era Kerajaan Kadiri.
Goa tritis ini pada waktu hari-hari libur sering dikunjungi oleh para pelajar, pramuka dan pecinta alam bahkan biasanya sering menginp dan bercamping di sini.
Anda penasaran..??? Silahkan berkunjung!